Apple boleh menjadi besar berkat tangan dingin Steve Jobs. Tapi bukan itu saja. Kepopuleran Apple menanjak pesat berkat desain produk yang memikat. Untuk yang terakhir, nama Jonathan Ive patut mendapat aplaus.
Lelaki keturunan Inggris berusia 44 tahun itu turut berjasa menyelamatkan Apple dari tubir kepailitan lewat iMac, komputer berdisain unik yang disaput warna-warna cerah. Sebagai kepala desainer, ia juga bertanggung jawab menentukan arah desain iPod, iPhone dan iPad.
Sepeninggal Jobs sebagai CEO Apple, banyak yang percaya tekanan terbesar ada pada pundak Ive. Ia mesti memastikan produk-produk besutan Apple masih akan laku keras. Tentunya, dengan memerhatikan keelokan desain.
Ia telah sejak pertengahan 1990an bergabung dengan Apple. Memang tak bisa diingkari bahwa kolaborasi dengan Steve Jobs mampu memancing Ive menghasilkan desain-desain 'baru': sedikit tombol, halus dan tidak kaku, dan tambahan kaca yang bikin kinclong.
Enam hasil karya Ive, termasuk iPod model awal, telah jadi bagian dari koleksi Museum of Modern Art di New York, AS.
Jamak diamini bahwa desain adalah salah satu kunci Apple, selain kemudahan pengoperasian, untuk menjadi nomor satu. Mereka memang bukan pionir dalam produksi pemutar lagu atau telepon pintar. Namun, mereka mampu menjungkalkan para pesaing dengan desain yang elegan.
Pada tahun 1992, ketika Jobs belum kembali ke Apple setelah ditendang oleh manajemen, Ive dipekerjakan sebagai desainer senior.
Pada tahun 1997, ketika Jobs ditarik menjadi CEO sementara Apple, ia menunjuk Ive sebagai Wakil Presiden Senior di bidang desain industri.
Dengan kembalinya Jobs dan posisi baru Ive, Apple kembali memusatkan perhatian pada desain. Hasilnya, komputer iMac diluncurkan pada tahun 1998.
Pada masa ketika kebanyakan komputer berbentuk kotak dan berwarna hitam atau kelabu, iMac tampil mencolok. Pada minggu pertama penjualan, 150.000 unit terjual. Di akhir tahun, sekitar 800.000 lainnya berhasil dilego.
Lewat Ive pula Apple berhasil meluncurkan iPod (2001), iPhone (2007) dan iPad (2010).
Berbagai pencapaian mampu menyokong Apple dalam melewati Microsoft sebagai perusahaan teknologi yang paling bernilai tahun lalu.
"Memang bukan dia semata yang membuat [Apple berhasil]. Tapi, keberhasilan itu takkan terwujud jika ia tak di sana," kata Leander Kahney, seorang penulis buku yang berfokus tentang Apple.
--
Associated Press
• VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar